ECENG GONDOK (WATER HYACINTH)
Eichhornia crassipes (Mart. ) Solms
SINONIM:
Eichhornia crassicaulis Schltdl.
Eichhornia crassicaulis Schltr.
Heteranthera formosa Miq.
Piaropus crassipes (Mart. ) Raf
Piaropus mesomelas Raf.
Pontederia crassicaulis Schltdl.
Pontederia crassicaulis Schltr.
Pontederia crassipes Mart
Pontederia crassipes Roem. & Schult.
Pontederia elongata Balf.
NAMA DAERAH:
Kelipuk (Palembang), Ringgak (Lampung), llung-ilung (Dayak), Mampau (Kutar), Eceng gondok (Sunda), Bengok (Banten), Kembang bopong, Weweyan (Jawa), Tumpe (Manado)
KLASIFIKASI:
Kerajaan
|
:
|
Plantae (Tumbuhan)
|
Sub Kerajaan
|
:
|
Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)
|
Super Divisi
|
:
|
Spermatophyta (Tumbuhan berbiji)
|
Divisi
|
:
|
Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
|
Kelas
|
:
|
Liliopsida (Berkeping satu / Monokotil)
|
Sub Kelas
|
:
|
Commelinidae
|
Ordo
|
:
|
Poales
|
Famili
|
:
|
Pontederiacea
|
Genus
|
:
|
Eichhornia Kunth
|
Spesies
|
:
|
Eichhornia crassipes (Mart. ) Solms
|
DESKRIPSI:
Habitus herba, mengapung di air kadang-kadang Buang air besarar dalam tanah, tinggi 0,4-0,8 m. Tidak berbatang. Daun roset akar, tunggal, oval, ujung meruncing, pangkal runcing, pangkal tangkai daun menggelembung, tepi rata,= panjang 7-25 cm, permukaan daun licin, hijau. Bunga majemuk, bentuk bulir, di ketiak daun, tangkai bersegi, lunak, hijau, kelopak bentuk tabung, benang sari 6, 3 lebih panjang dari yang lain, mahkota lepas, panjang 2-3 cm, ungu. Buah kotak, beruang tiga, hijau. Biji bulat, hitam. Akar serabut, hitam.
BAGIAN YANG DIGUNAKAN:
Tangkai daun
KONSTITUEN:
Tanaman segar: Alkaloid, flavonoid, fenol, sterol, terpenoid, anthrakuinon, protein. Ekstrak dengan kloroform menghasilkan antosianin, fenolik, protein dan karbohidrat. Ekstrak dengan etanol menghasilkan metabolit seperti flavonoid, antrokson, fenolik, dan karbohidrat.
INDIKASI:
Antioksidan, Aspergillus fumigatus, Bakteria, Jamur , Kandida, Micrococcus luteus, Monoscus ruber, Peradangan, Rhodospirillum, rubrum, Tonik, Tumor.
PENGGUNAAN TRADISIONAL:
Eceng gondok adalah asli tumbuhan tropis Amerika Selatan. Selama paruh kedua abad ke 19, penyebarannya melampaui habitat aslinya sebagai tanaman hias dan kemudian menjadi tersebar pada daerah tropis dan subtropis di seluruh dunia. Eceng gondok pertama kali diperkenalkan ke Asia Tenggara pada tahun 1894 ke Kebun Raya Bogor di Jawa, dari tempat ini tersebar ke berbagai kepulauan Indonesia. Daun dan tangkai daunnya bisa dimakan. Di pulau Jawa bagian tanaman yang berwarna hijau dan bunga dimasak dan dimakan.
Di Chhattisgarh (Negara bagian yang terletak di India bagian tengah) digunakan sebagai stiptik. Jus segar eceng gondok digunakan untuk mengobati luka segar untuk menghentikan penyebaran infeksi. Jus segar yang dicampur dengan cuka, digunakan untuk pengobatan luka septik. Eceng gondok dapat meredakan pembengkakan, luka bakar, pendarahan, dan gondok (goiter).
Di Tamil Nadu, India, minyak bunga diborehkan setiap hari untuk pengobatan penyakit kulit.
Di Assam, India, bunga dan akar digunakan untuk nyeri lambung, akar digunakan dalam pengobatan pneumonia.
Di Bangladesh, akar dan bunga digunakan dalam pengobatan gangguan hati dan pembengkakan di salah satu sisi abdomen. Akar digerus dikonsumsi bersama madu untuk mengatasi gangguan hati. Bunga dimasak dan dimakan sebagai sayuran untuk mengatasi pembengkakan di salah satu sisi abdomen.
Di Nigeria, tanaman digunakan untuk perawatan kulit.
Bengkak. Dipakai ±10 g tangkai daun Eichhornia crassipes ditumbuk halus lalu ditempelkan pada bagian yang bengkak kemudian dibalut dengan kain bersih.
Daun dan tunas sebagai antiinflamasi. Penelitian menilai larutan ekstrak daun dan tunas eceng gondok memiliki aktivitas antiinflamasi pada uji formaldehyde induced paw edema tikus albino jantan di Swiss. Hasil penelitian menunjukkan semua larutan ekstrak daun dan tunas yang diuji memiliki aktivitas antiinflamasi.
Ekstrak sebagai antimikrobial. Studi ekstrak dan fraksionasi ekstrak segar Eichhornia menunjukkan aktivitas yang signifikan. Signifikan terhadap dua bakteri (Micrococcus luteus dan Rhodospirillum rubrum) dan dua jamu (Monoscus ruber dan Aspergillus fumigatus). Skrining fitokimia tanaman segar menghasilkan alkaloid, flavonoid, fenol, sterol, terpenoid, antrokuinon dan protein.
Ekstrak sebagai Antijamur dan Antialga. Studi ekstrak eceng gondok yang digerus dengan metanol dan fraksinya menunjukkan penghambatan Candida albicans. Beberapa aktivitas antialga terlihat melawan mikroalga hijau, Chlorella vulgaris dan Dictyochloropsis spendida, serta cyanobacteria, Spirulina platensis dan Nostoc piscinale. Kandungan Alkaloid dan empat turunan ftalat didugamemiliki aktifitas antimikroba dan antialga.
DOSIS HARIAN:
2. 000 mg / kg berat badan
KONTRAINDIKASI, INTERAKSI, DAN EFEK SAMPING:
Belum diketahui. Bahaya dan / efek samping yang tidak diketahui untuk dosis terapi yang tepat.
SUMBER INTERNET:
-
Dr. Duke's Phytochemical and Enthnobotanical Databases, https://phytochem.nal.usda.go
-
Eichhornia crassipes, http://uses.plantnet-project.org
-
Herb-Drug Interactions. http://www.stuartxchange.com
-
The Plant List is a working list of all known plant species, http://www.theplantlist.org
-
Warung informasi teknologi warintek. http://warintek.ristekdikti.go.id
TAUTAN GAMBAR:
-
File: Eichhornia Crassipes, http://commons.wikimedia.org