DAUN SERIBU (YARROW, MILFOIL)
Achillea millefolium L.
SINONIM:
Achillea albida Willd.
Achillea ambigua Pollini
Achillea anethifolia Fisch. Ex Herder
Achillea angustissima Rydb.
Achillea arenicola A. Heller
Achillea bicolor Wender.
Achillea borealis Bong.
Achillea californica Pollard
Achillea ceretanica Sennen
Achillea compacta Lam.
Achillea coronopifolia Willd.
Achillea crassifolia Colla
Achillea cristata Hort. ex DC.
Achillea dentifera Rchb.
Achillea eradiata Piper
Achillea gracilis Raf.
Achillea haenkeana Tausch
Achillea intermedia Schleich.
Achillea lanata Lam.
Achillea lanulosa Nutt.
Achillea laxiflora A. Nelson
Achillea megacephala Raup
Achillea nabelekii Heimerl
Achillea occidentalis (DC.) Raf. Ex Rydb.
Achillea ochroleuca Eichw.
Achillea ossica K. Koch
Achillea pacifica Rydb.
Achillea palmeri Rydb.
Achillea pectenveneris Pollard
Achillea pratensis Saukel & R. Länger
Achillea pseudotanacetifolia Wierzb. ex Rchb.
Achillea puberula Rydb.
Achillea rosea Desf.
Achillea setacea Schwein
Achillea pumila Schur
Achillea sub alpina Greene
Achillea sub millefolium Klokov & Krytzka
Achillea sylvatica Becker
Achillea tenuis Schur
Achillea virgata Hort. ex DC.
NAMA DAERAH:
Daun seribu (Jawa).
KLASIFIKASI:
Kerajaan
|
:
|
Plantae (Tumbuhan)
|
Sub Kerajaan
|
:
|
Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)
|
Super Divisi
|
:
|
Spermatophyta (Tumbuhan berbiji)
|
Divisi
|
:
|
Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
|
Kelas
|
:
|
Magnoliopsida (Berkeping dua/ Dikotil)
|
Sub Kelas
|
:
|
Asteridae
|
Ordo
|
:
|
Asterales
|
Famili
|
:
|
Asteraceae
|
Genus
|
:
|
Achillea L.
|
Spesies
|
:
|
Achillea millefolium L.
|
DESKRIPSI:
Habitus semak, tinggi ± 45 cm. Batang tidak berkayu, bulat, berbuku, hijau. Daun majemuk, menyirip ganda, duduk memeluk batang, bercangap, ujung membulat atau tumpul, pangkal menyempit, panjang 2 - 35 cm, lebar 1 - 4 cm, hijau. Bunga majemuk, di ujung batang, bentuk kerucut, diameter± 1,5cm, putik menjulang keluar, mahkota lima, bergerigi tumpul, tabung tiga sampai sepuluh, putih. Buah kecil, bulat telur, coklat. Biji kecil, pipih, hitam, Akar tunggang, coklat muda.
BAGIAN YANG DIGUNAKAN:
Bunga yang dikeringkan dan bagian atas tanah dari tanaman.
KONSTITUEN:
Akar: Anasilin. Daun: Azulen, Askaridol, linalool, asam askorbat, kamfor, sabinem, alfa pinen, 1,8-sineon, alfa bisabolol, beta pinen, kanfen. Tanaman: Serat, tannin, potassium, kalsium, fosfor, kamzulen, magnesium, asam askorbat, feno; trans karveol, sodium.
INDIKASI:
Alopesia, Amenorea, Anoreksia, Bakteria, Batuk, bengkak, Bengkak, Cacar air, Cacar, Cacingan, Nyeri (Infeksi/ Luka), Campak, Demam, Diare, Dispepsia, Disuria, Enterorhagia, Epilepsi, Epitaksis, Fistula, Flu, Gugup, Hiperglikemia, Histeria, Indurasi, Infeksi saluran kemih, Infeksi, Inflamasi, Inkontensia, Kanker hati, Kanker kaki, Kanker limpa, Kanker payudara, Kanker penis, Kanker rahim, Kanker, Keputihan, Keracunan Poison Ivy, Kista pada kulit, Kolesistosis, Kolik, Kongesti, Konstipasi, Konvulsi, Kram, Kutil, Kutil Genitalis, Luka bakar, Luka tenggorokan, Melankolia, Memar, Menorhagia, Mukosis, Nyeri haid, Nyeri punggung, Nyeri telinga, Nyeri, Pelebaran vena, Penyakit hati, Penyakit influensa, Penyakitkulit, Penyakit lambung, Penyakit limpa, Penyakit pernafasan, Penyakit sendi, Penyakit usus, Perdarahan, Pneumonia, Radang selaput dada, Radang selaput lender hidung dan tenggoroka, Rematik, Retensi cairan, Ruam, Sakit gigi, Sakit kepala, Selesma, Sendawa/ perut kembung, Sklerosis, Susah tidur, Tekanan darah tinggi, Trombosis, Tuberkulosis, Tumor, Ulkus, Virus, Wasir.
PENGGUNAAN TRADISIONAL:
Penggunaan sehari – hari dapat digunakan untuk:
Kehilangan selera makan
Keluhan dispepsia
Keluhan hati dan kandung empedu
Secara eksternal, herba digunakan merendam untuk bagian tubuh yang sakit, kram seperti kondisi yang berasal psikosomatik (gangguan psikis yang menye-babkan gangguan fisik), bagian bawah panggul perempuan, meringankan gangguan hati dan pengobatan luka. Dalam pengobatan tradisional, digunakan untuk kejangkejang, wasir berdarah, keluhan haid, menghilangkan keringat, terapi salura empedu, obat
pencahar, pengobatan batuk, obat ginekologi, obat jantung dan obat varises.
Orang Argentina menggunakan teh (herba 10 g/ 500 g air) untuk amenore, diare berdarah, katarak dan tuberkulosis.
Orang Inggris memasukkan daun kelubang hidung untuk merangsang perdarahan sehingga mengurangi sakit kepala dan migrain.
Orang Cherokee menggunakannya untuk demam, hematachezia, hematoptisis, dan hematuria.
Orang Chickasaw menggunakannya untuk kram leher.
Orang Perancis menggunakan sebagai emenagoga dan untuk pembersihan setelah melahirkan.
Orang Irlandia mengunyah daun atau merokok di pipa untuk sakit gigi.
Orang Jawa menggunakan ekstrak air untuk malaria.
Orang Norwegia mengunyah herba untuk sakit gigi, juga menggunakan rematik.
Orang-orang Peru menggunakannya sebagai sirkulotonik, hemostat dan untuk wasir.
Orang Skotlandia percaya bahwa: teh hangat baik untuk pilek dan penyakit masa kecil lainnya.
Wanita Somerset memakai daun seribu dalam sepatu untuk dismenore dan metroragia.
Orang Yunani menggunakan pucuk bunga sebagaian algesik, antelmintik, serebrotonik, diuretik, emenagoga, obat penurun panas, stimulan, tonik, dan uterotonik dan digunakan untuk pening, disuria, gleet (keluarnya cairan dari uretra yang disebabkan oleh infeksigonorea), kepala terasa dingin dan penyakit hati.
Para herbalis menggunakannya untuk secara khusus menurunkan tekanan darah diastolik yang meningkat.
Nyeri haid. Dipakai ± 20 g daun Amenggigilea millefolium, dicuci dan direbus dengan 1 gelas air selama 15 menit, seteiah dingin disaring. Hasil saringan diminum sekaligus.
Obat ini adalah tonikaromatik ringan dan astringen, hemoragia (perdarahan) dan diaforetik dalam demam eksantematous dengan erupsi kulit.
DOSIS HARIAN:
1 - 2sdt herba/ cangkir air 3 - 4×/ hari, 4,5 g herba, 2 - 4sdm herba segar, 3 - 6g herba kering, 2 - 4ml ekstrak herbal cair, 0,5 - 1sdt ramuan tingtur, 3 sdt jus herbal, 2 - 4g kepala bunga atau dalam teh 3×/ hari, 1g bunga.
KONTRAINDIKASI, INTERAKSI, DAN EFEK SAMPING:
Emenagoga dan uterotonik, maka obat ini tidak digunakan selama masa kehamilan. “Bahaya dan/ efek samping yang tidak diketahui untuk dosis terapi yang tepat”. Alergi terhadap daun seribu. Senyawa utama yang bertanggung jawab untuk hipersensitif adalah sesquiterpenelakton, alpha-peroksiakfolid yang dapat menyebabkan penyakit kulit. Daun seribu merupakan salah satu tanaman yang menghasilkan fitofotodermatitis.
SUMBER INTERNET:
-
Classification | USDA PLANTS, https://plants.usda.gov/classification.html
-
Dr. Duke's Phytochemical and Enthnobotanical Databases, https://phytochem.nal.usda.go
-
The Plant List is a working list of all known plant species, http://www.theplantlist.org
-
Tanaman Obat Indonesia, http://iptek.net.idindpd_tanobat
-
Warung informasi teknologi warintek. http://warintek.ristekdikti.go.id
TAUTAN GAMBAR:
-
Category: Achillea millefolium, https://commons.wikimedia.org