Jam Operational: Senin - Jumat 08:00 - 17:00 WIB

Jam Operational: Senin - Jumat 08:00 - 17:00 WIB

BUNGA JEPUN (ROSE BAY, ROSE LAUREL)

Nerium oleander L.
<span><b>BUNGA-JEPUN-(ROSE-BAY,-ROSE-LAUREL)</b></span>
SINONIM:

Nerium indicum Mill.

Nerium odorum Aiton.

NAMA DAERAH:

Kere (Sunda).

KLASIFIKASI:

Kerajaan

:

Plantae (Tumbuhan)

Sub Kerajaan

:

Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)

Super Divisi

:

Spermatophyta (Tumbuhan berbiji)

Divisi

:

Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)

Kelas

:

Magnoliopsida (Berkeping dua/ Dikotil)

Sub Kelas

:

Asteridae

Ordo

:

Gentianales

Famili

:

Apocynaceae

Genus

:

Nerium L.

Spesies

:

Nerium oleander L.

DESKRIPSI:

Tumbuhan perdu, tinggi 1,5 - 3 m. Batang tegak, berkayu. Penampang bulat, permukaan licin, bercabang, bergetah, putih kehijauan. Daun tunggal, lanset, tepi rata, ujung dan pangkal runcing, perlulangan menyirip, panjang 10 - 30 cm, lebar 1,5 - 3 cm, bergetah, bertangkai pendek, kuning keputih - putihan. Bunga majemuk, bentuk malai, kelopak berbagi empat sampai sepuluh, masing - masing bentuk jarum, benang sari melekat pada mahkota, putih, kepala sari kuning, putik satu, pendek, putih, kepala putik hijau, mahkota bentuk terompet, jingga. Buah kotak, bulat telur, panjang 12 - 25 cm, kuning kehiiauan. Biji bulat panjang, berambut, hitam. Akar tunggang, putih.

BAGIAN YANG DIGUNAKAN:

Kulit kayu dan daun.

KONSTITUEN:

Bunga: Gitoksigenin, asam-linoleat, asam-stearat, uzarigenin. Daun: Adinerin, botulin, asam-betulinat, kornerin, foliandrin. Tanaman: Alfa-amirin, beta-sitosterol, kampesterol, kolin, HCN. Biji: Asam-kaprat, asam-kaproat, asam-kaprilat, asam-oleat.

INDIKASI:

Abses, Angina, Apopleksi, Aritmia, Asma, Aterosklerosis, Bakteria, Belatung pada tubuh, Bengkak, Cacing gelang, Cacingan, Demam, Dispnea (sesak), Edema, Eksim, Epilepsi, Epitelioma, Furunkel (Radang kulit yang membentuk abses), Gigitan ular, Herpes, Impetigo, Indurasi, Infeksi jamur, Infeksi, Inflamasi, Jamur, Kanker, Karsinoma, Konstipasi, Kusta, Kutil pada kaki, Kutil, Kutu rambut, Luka, Malaria, Mialgia, Nyeri haid, Nyeri, Odontosis, Oftalmia, Paralisis, Parasit, Penyakit gusi, Penyakit jantung, Penyakit kelamin, Penyakit konjung tiva, Penyakit kulit, Penyakit lapisan tengah dinding jantung (miokardium), Penyakit rongga mulut, Penyakit selaput hidung, Penyakit sendi, Psorias, Retensi cairan, Sakit kepala, Sakit pinggang, Sinusosis, Skabies, Stafilokokus, Stress, Susah tidur, Takikardia, Tekanan darah tinggi, Tumor, Ulkus pada sifilis, Ulkus, Vertigo, Wasir.

PENGGUNAAN TRADISIONAL:

Penggunaan sehari - hari dapat digunakan untuk: dekokta daun untuk mengurangi pembengkakan, minyak dengan kulit akar (hanya eksternal) untuk dermatosis dan kusta. Daun digunakan dalam pengobatan malaria, nyeri haid dan aborsi. Akar, dibuat menjadi pasta dengan air, digunakan untuk wasir. Daun dan kulit kayu digunakan secara eksternal untuk eksim, gigitan ular dan insektisida. Secara internal digunakan untuk epilepsi. Daun yang dikeringkan digunakan untuk mperangsang bersin. Infus daun yang dan buah sebagai pengatur jantung. Dekokta daun untuk mengurangi pembengkakan, dan minyak dengan kulit akar (hanya eksternal) untuk dermatosis, kusta, erupsi kulit dan bisul.

  • Orang Aljazair berkumur rebusan daun untuk memperkuat gusi dan gigi, digunakan sebagai tetes hidung dan daun sebagai fumigant untuk demam.

  • Orang India Amerika memborehkan pasta akar dalam air untuk chancres (sifilis sekunder) dan luka pada penis.

  • Pengobatan Ayurvedia menggunakan tanaman untuk bronkosis, konjung tivosis, dermatosis, demam, wasir, gatal, leukoderma, urethrosis, cacing, dan luka.

  • Orang Bolivia menyarankan minyak untuk kudis dan tinea.

  • Orang Kurakaon merebus bunga berkumur dan memandikan anak – anak yang terkena dermatitis dengan air rebusannya.

  • Orang Dominikan merendam daun dengan minyak untuk meringankan dermatosis, parasit dan menggosok daun pada kutu.

  • Orang Etiopia mengenakan dedaunan dikepala untuk mengatasi penyakit kulit.

  • Orang Haiti menggunakan maserasi cuka daun untuk kutu dan borok kepala.

  • Orang Lebanon menggunakan tanaman sebagai antiedemik, antigatal, kardiotonik, hipotensi, dekokta berguna untuk impetigo dan kurap. Ekstrak akar untuk amenore, kusta dan penyakit kelamin.

  • Di wilayah Punjab dan Khasmir, akar digunakan untuk asma.

  • Di Maroko, daun segar diterapkan untuk tumor dan mempercepa nanah.

  • Dalam pengobatan tradisional Cina, bunga dan daun telah digunakan untuk merangsang otot jantung, mengurangi rasa sakit dan menghilangkan darah statis.

  • Orang Munda menggunakan bijinya untuk racun serigala dan babi.

  • Orang Nepal menggunakan pasta kulit akar untuk dermatosis, herpes, dan kurap.

  • Orang Ukrania menggunakan tanaman sebagai abortifasien.

  • Orang Unani menggunakan bunga untuk arthralgia, sakit kepala, impotensi, radang, sakit pinggang, mialgia, kudis, dan akar berbahaya untuk rasa sakit di perut dan persendian.

  • Orang Venezuela menghirup uap dari tunas rebus untuk sinusitis dan menggunakan lateks untuk mengusir lalat.

  • Borok. Dipakai getah pohon secukupnya, dioleskan pada luka.

  • Gigitan ular. Ambil daun dan cabang secukupnya. Terapkan tapal pada bagian yang terkena gigitan ular.

  • Herpes zoster (Kulit). Hancurkan daun, campur dengan minyak dan oleskan pada luka.

  • Herpes simpleks: Campurkan 1 cangkir daun yang sudah dicincang dan kulit kayu dengan 2 sendok makan minyak. Gunakan untuk luka 3x sehari.

  • Kurap. Cincang kayu cabang sepanjang kaki dan campurkan dengan 1 cangkir daun muda segar yang dicincang. Campur dengan 5 tetes minyak kelapa segar. Oleskan pada bagian yang sakit 3x sehari.

DOSIS HARIAN:

Daun 50 mg, setar dengan 1 - 3 butir kulit segar atau buah kering.

KONTRAINDIKASI, INTERAKSI, DAN EFEK SAMPING:

"Bahaya Kesehatan tidak diketahui dengan dosis terapi yang tepat". Seluruh tanaman beracun. Toksin: Oleandrin, steroid kardio aktif menyerupai digitalis. Getah dari tanaman ini dapat mengiritasi dan tidak digunakan secara internal. Ditemukan secara kebetulan terapi daun telah mengakibatkan keracunan sebagian fatal. Overdosis dapat menyebabkan aritmia, bradikardia, kardiodepresi, kebingungan, sianosis, diare, sakit kepala, hiperkalemia, mual, neurodepresi, pingsan, dan muntah. Interaksi dengan obat: pemberian simultan obat dengan quinidine, garam kalsium, saluretik, obat pencahar atau glukokortikoid meningkatkan kemanjuran dan efek samping. Untuk gejala keracunan akut lihat pada Digitalis (Digitalis purpurea L.). Kuda mati setelah diberimakan Nerium oleander L. di semak - semak, dan beberapa tentara tewas setelah menggunakan kayu Nerium oleander L. Untuk tusuk sate daging panggang. 15 - 20 g daun segar dapat membunuh kuda, 10 - 20 sapi, 1 - 5 domba. Seorang anak meninggal setelah menelan beberapa bunga. Beberapa tumbuhan yang menjadi penawar racun pada bunga jepun: Vitis vinifera, Phoenix dactylifera dan Ficus carica.

SUMBER INTERNET:
  1. Classification | USDA PLANTS, https://plants.usda.gov/classification.html

  2. Dr. Duke's Phytochemical and Enthnobotanical Databases, https://phytochem.nal.usda.go

  3. Herb-Drug Interactions. http://www.stuartxchange.com

  4. The Plant List is a working list of all known plant species, http://www.theplantlist.org

  5. Tanaman Obat Indonesia, http://iptek.net.idindpd_tanobat

  6. Warung informasi teknologi warintek. http://warintek.ristekdikti.go.id

TAUTAN GAMBAR:
  1. Foto pribadi, lokasi Perum Cileungsi Hijau Bogor Jabar.