BIDARA CINA (JUJUBE, CHINESE DATE)
Ziziphus ziziphus (L.) Karst.
NAMA DAERAH:
Bidara Cina.
KLASIFIKASI:
Kerajaan
|
:
|
Plantae (Tumbuhan)
|
Sub Kerajaan
|
:
|
Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)
|
Super Divisi
|
:
|
Spermatophyta (Tumbuhan berbiji)
|
Divisi
|
:
|
Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
|
Kelas
|
:
|
Magnoliopsida (Berkeping dua/ Dikotil)
|
Sub Kelas
|
:
|
Rosidae
|
Ordo
|
:
|
Rhamnales
|
Famili
|
:
|
Rhamnaceae
|
Genus
|
:
|
Ziziphus
|
Spesies
|
:
|
Ziziphus zizyphus (L.) Karst.
|
DESKRIPSI:
Bidara cina/ Jujuba merupakan tumbuhan yang dapat tumbuh sampai pada ketinggian 10 meter, halini tergantung pada tempat tumbuh dan banyak air yang tersedia untuk pertumbuhannya. Cabangnya biasanya berduri. Buahnya berbentuk oval ataupun bulat, yang Panjangnya kira - kira 2 cm, dengan biji berbentuk bulat. Buahnya coklat kemerahan dan rasanya manis. Persebaran alaminya tidak diketahui karena kultivasi ekstensif, namun tumbuhan tersebut dapat ditemukan di selatan Asia, antara Lebanon, Iran, Pakistan, India, Bangladesh, Nepal, Semenanjung Korea, Selatan dan Tengah Cina, dan juga Tenggara Eropa, dimana tumbuhan tersebut lebih dikenal.
BAGIAN YANG DIGUNAKAN:
Akar, buah, daun dan kulit kayu.
KONSTITUEN:
Kulit pohon: Asam–betul linat. Buah: Sukrosa, tanin, serat, potasium, asam-sitrat. Daun: Serat, tanin, musilago, kalsium, rutin. Biji: Serat. Tunas: Serat, kalsium, fosfor, asam-betulinat.
INDIKASI:
Alergi, Alopesia, Amnesia, Anafilaksis, Anemia, Anoreksia, Ansietas, Apopleksi, Apprehension, Aritmia, Artrosis, Astma, Bakteria, Berkeringat malam, Childbirth, Debilitas, Demam, Dermatosis, Diabetes, Diare, Dispepsia, Edema, Emakiasi, Epihydrosis, Gatal, Gugup, Histeria, Hives, Imunodepresi, Infeksi, Inflamasi, Insomnia, Iritabilitas, mJerawat, Kanker, Karies, Kelelahan, Keracunan makanan, Keriput, Kolik, Konjung tivosis, Konstipasi, Konvulsi, Kramp, Kudis, Luka, Luka bakar, Mual, Muntah, Neurastenia, Nyeri, Nyeri (Luka/ Infeksi), Oftalmia, Palpitasi, Pelupa, Pembengkakan, Penyakit ginjal, Penyakit hati, Penyakit kandung empedu, Penyakit pernafasan, Penyakit saraf, Perdarahan, Purpura, Retensi cairan, Rheumatism, Stress, Takut ketinggian, Tekanan darah tinggi, Tumor, Ulkus, Vertigo.
PENGGUNAAN TRADISIONAL:
Penggunaan sehari - hari dapat digunakan rebusan kulit pohon dan daun merupakan stringen yang efektif dalam disentri dan diare. Juga, digunakan dalam semua jenis masalah usus. Digunakan untuk mempelancar haid, radang gusi dan demam.
Kulit pohon terasa pahit, akar sebagai pencahar. Buah yang tumbuh liar rasanya asam, sedangkan buah yang dibudidayakan rasanya kurang asam. Buah dapat menghilangkan rasa sakit (Anodin), bergizi, mengobati penyakit dada, penahan darah (stiptik), pencernaan, pembersih darah dan tonik. Sebagai afrodisiak, ansiolitik, hipnotik obat penenang, antikanker, antijamur dan antiulkus (borok). Hasil penelitian menyarankan penggunaan buah untuk antikanker, antiinflamasi, antiobesitas, imunostimulan, antioksidan, hepatoprotektif dan gastroprotektif.
Serbuk akar digunakan untuk bisul dan luka. Jus kulit akar digunakan sebagai obat pencahar. Penggunaan eksternal untuk asam urat dan rematik. Kulit pohon terkadang, digunakan untuk kolik. Serbuk Kulit kayu digunakan sebagai pasta untuk luka lama dan bisul.
Beberapa suku Benue (negara bagian yang terletak di bagian tengah Nigeria, Ibu kotanya ialah Makurdi) menggunakan daun sebagai bahan untuk obat Gonorea.
Daun ditumbuk dikompreskan sebagai pembalut luka. Dalam bentuk plester untuk Stranguria (penyumbatan atau iritasi di dasar kandung kemih). Pasta lembut yang terbuat dari daun dan ranting untuk mengeluarkan nanah pada bisul, abses dan karbunkel (bisul yang menyebabkan infeksi kulit).
Buah yang kering dan matang digunakan untuk pencahar dan ekspektoran. Buah digunakan untuk susah tidur dan ansietas (kecemasan yang berlebihan) lainnya.
Formulasi untuk mengatasi ketombe termasuk minyak Semen carpus anacardium, ekstrak Ziziphus jujuba, jus Citrus limon dan gel Aloe barbadensis.
Untuk mengatasi masalah kebotakan, dengan cara memborehkan gel segar Aloe barbadensis pada kepala yang botak.
Beruban terlalu dini, menggunakan Sapindus mukorossi dan Acacia concinna.
Buahnya dapat dimakan dan digunakan dalam pengobatan tradisional Tiongkok sebagai obat penenang ringan dan tonik, lupan sitotoksik tipe triterpene telah diisolasi dari buah bidara Cina.
DOSIS HARIAN:
Food farmacy. 5 – 10 g buah, 6 – 15 g buah, 2 – 8 g biji kering/ hari atau 4 – 16 ml ektrak cair (1:2).
KONTRAINDIKASI, INTERAKSI, DAN EFEK SAMPING:
Belum diketahui. “Bahaya dan/ efek samping yang tidak diketahui untuk dosis terapi yang tepat”. Namun penggunaan akar yang berlebihan dapat menjadi pencahar yang kuat dan penggunaan kulit pohon yang berlebihan dapat menyebabkan muntah. Herbal ini dikontraindikasikan pada pasien yang menderita kelebihan kelembaban dengan distensi epigastrik dan kembung. Hal ini juga dikontraindikasikan pada pasien dengan parasit usus.
SUMBER INTERNET:
-
Classification | USDA PLANTS, https://plants.usda.gov/classification.html
-
Dr. Duke's Phytochemical and Enthnobotanical Databases, https://phytochem.nal.usda.go
-
Herb-Drug Interactions. http://www.stuartxchange.com
-
The Plant List is a working list of all known plant species, http://www.theplantlist.org
TAUTAN GAMBAR:
-
Welcome to the 3rd International Jujube Symposium, http://www.ihc2014.org
-
Morphological characteristic of fruit, drupes and seeds genotypes of Ziziphus jujuba Mill./Grygorieva Olga, AbrahamováVlasta et al/ Potravinarstvo, vol. 8, 2014, no. 1, p. 306-314 (DOI: 10.5219/414).