APEL (APPLE)
Pyrus malus L.
SINONIM:
Malus domestica Borkh.
Malus malus (L.) Britton
Malus pumila auct.
Malus pumila var. domestica (Borkh.) C. K. Schneid
Malus sylvestri sauct.
Malus sylvestris var. domestica (Borkh.) Mansf.
NAMA DAERAH:
Apel (Jawa).
KLASIFIKASI:
Kerajaan
|
:
|
Plantae (Tumbuhan)
|
Sub Kerajaan
|
:
|
Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)
|
Super Divisi
|
:
|
Spermatophyta (Tumbuhan berbiji)
|
Divisi
|
:
|
Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
|
Kelas
|
:
|
Magnoliopsida (Berkeping dua/ Dikotil)
|
Sub Kelas
|
:
|
Rosidae
|
Ordo
|
:
|
Rosales
|
Famili
|
:
|
Rosaceae
|
Genus
|
:
|
Pyrus
|
Spesies
|
:
|
Pyrus malus L.
|
DESKRIPSI:
Habitus perdu, tinggi 3 - 5 m. Batang berkayu, bulat, bercabang, putih kehijauan. Daun tunggal, bulat telur, ujung dan pangkal runcing, tepi bergerigi, berbulu, berseling, di ujung cabang, panjang 3 - 15 cm, lebar 2 - 6 cm, pertulangan menyirip, hijau. Bunga majemuk, bentuk malai, di ujung cabang, kelopak hijau, berbulu, berbagi lima, benang sari banyak, putih, kepala sari kuning kecoklatan, putik satu, putih kekuningan, putih. Buah buni, bulat, ujung dan pangkal berlekuk, hijau keunguan. Biji kecil, pipih, coklat kehitaman. Akar tunggang, putih kecoklatan .
BAGIAN YANG DIGUNAKAN:
Buah segar yang belum masak, kulit buah kering, bunga, daun dan tangkai bunga (penducle).
KONSTITUEN:
Kulit pohon: (+)-Katekin. Pucuk: Spermidin, spermin. Minyak esensial: Estragol. Buah: Asetaldehida, alanin, alfa-asam-linolenat, alfa-tokoferol, alumunium. Epidermis buah: Farnesen, metil-amin, neoksantin, pirolidin, rutin. Kayu teras (hati kayu): Apigenin, beta-sitosterol, kosmosin, friedelin, hiperosida. Daun: Avikularin, asambenzoat, asam-klorogenat, sianidin, indol-3-asam-asetat. Perikarp: Kuersetin, kuersitrin, reynoutrin, rutin, asam-ursolat. Tanaman: Asetaldehida, asam-asetat, aseton, amilbutirat, asam-benzoat. Akar: Adenin. Biji: Amigdalin, beta-sitosterol, asam-klorogenat, estron, asam-palmitat. Tunas: Guanidin, L-Arginin. Kulit batang: Guanidin,L-Arginin, Indol-3-asam-asetat. Lilin: Asam-ursolat.
INDIKASI:
Abses gigi, Alergi, Anemia, Anoreksia, Aponia, Asma, Bakteria, Batu empedu, Batu kerikil di ginjal atau kandung kemih, Cacingan, Demam, Diabetes, Diare, Disentri, Dispepsia, Dispnea (sesak), Divertikulosis, Dropsi, Erisipelas, Gout, Gugup, Herpes, Hiperglikemia, Inflamasi, Kanker hati, Kanker paru, Kanker mata, Kanker prostat, Kanker usus besar, Kapalan, Kanker, Kebutaan, Kehausan, Pembesaran kelenjar prostat, Kegemukan, Skorbut, Kutil genitalis, Penyakit konjungtiva, Konstipasi, Kutil, Luka tenggorokan, Luka, Malaria, Memar, Oftalmia, Penyakit jantung, Penyakit kandung empedu, Penyakit kulit, Penyakit pankreas, Penyakit prostat, Penyakit telinga bagian tengah, Penyakit usus, Batuk rejan (Pertussis), Radang selaput lendir hidung dan tenggorokan, Retensi cairan, Skarlatina, Sendawa/ perut kembung, Sindrom, Iritasi Usus Besar, Spasme, Stress, Stroke, Suara serak, Susah tidur, Tumor Penyakit kelamin, Urtikaria, Virus, Wasir.
PENGGUNAAN TRADISIONAL:
Buah umumnya dimakan mentah, dikeringkan menjadi keripik, atau dimasak, mentega apel, apple cider, apel jack (makanan ringan), saus apel. Buah murni kadangkadang digunakan dalam pembuatan kecap. Buah adalah sumber pektin. Bunga yang dimakan, sering digoreng dalam adonan.
Kulit digunakan untuk minuman teh Turki. Daun dapat digunakan untuk membuat minuman teh. Terutama untuk anak-anak, buah yang dihaluskan dapat digunakan untuk keluhan dispesia (rasa tidak nyaman pada perut bagian atas atau dada), diare dan keluhan pencernaan.
Orang Alabama menggunakan cuka apel untuk ruam popok, halitosis, poison ivy, dan rematik.
Orang Amerika menyarankan merebus apel dalam satu liter air untuk demam dan mengkonsumsi teh kulit kayu untuk empedu dan demam.
Orang India Amerika menggunakan apel atau jus apel untuk pecandu alkohol.
Dalam pengobatan Ayurvedia, buah digunakan untuk penyakit kandung empedu, sembelit, demam, dan impotensi.
Di Inggris menggunakan kulit apel untuk kanker. Salah seorang ilmuwan menunjukkan bahwa, ekstrak apel keseluruhan dapat mencegah kanker payudara pada tikus (setara dengan 1, 3, dan 6 apel sehari pada manusia). Di Inggris mengoleskan apel busuk pada tempat yang sakit seperti: sakit telinga, mata, rematik atau lemah.
Di Perancis menerapkan apel yang dipanggang sebagai tapal untuk mata yang meradang.
Lebanon menyarankan sari cuka apel sesendok dalam segelas air untuk stroke dan mengompres saus apel manis untuk kanker dan pembengka-kan.
Di Peru menyarankan teh apel, kulit jeruk, dan biji rami untuk mengatasi mual pada saat kehamilan.
Orang Turki mengkonsumsi apel untuk mengurangi libido dan menggunakan rebus buah apel sebagai hipoglikemik, tonik dan mengatasisengatan matahari.
Di Yugoslavia mengkonsumsi makan apel mentah untuk anemia, batuk, dispepsia, sakit kepala dan penyakit paru-paru.
Kulit pohon apel efektif menghilangkan mual dan muntah.
Diabetes Mellitus. 1 buah apel berukuran sedang dibelah menjadi 4 bagian dan direbus dengan air 3 - 4 gelas sampai mendidih hingga tinggal 2 gelas, diminum pagi-sore dan dilakukan secara rutin.
Diare. Buah apel yang belum begitu masak dimakan seperti biasa.
DOSIS HARIAN:
Buah apel yang dihaluskan direbus kedalam 1 lt air digunakan untuk demam.
KONTRAINDIKASI, INTERAKSI, DAN EFEK SAMPING:
Belum diketahui. “Bahaya dan/ efek samping yang tidak diketahui untuk dosis terapi yang tepat”
SUMBER INTERNET:
-
Classification | USDA PLANTS, https://plants.usda.gov/classification.html
-
Dr. Duke's Phytochemical and Enthnobotanical Databases, https://phytochem.nal.usda.go
-
Tanaman Obat Indonesia, http://iptek.net.idindpd_tanobat
-
The Plant List is a working list of all known plant species, http://www.theplantlist.org
-
Warung informasi teknologi warintek, http://warintek.ristekdikti.go.id
TAUTAN GAMBAR:
-
Pyrus malus, http://commons.wikimedia.org