AMARGO, GENTENG PEUJET (BITTERWOOD)
Quassia amara L.
SINONIM:
Quassia amara f. paniculata (Engl.) Cronquist
Quassia amara var. paniculata Engl.
NAMA DAERAH:
Kicong corang (Sunda), Genteng peujet (Jawa)
KLASIFIKASI:
Kerajaan
|
:
|
Plantae (Tumbuhan)
|
Sub Kerajaan
|
:
|
Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)
|
Super Divisi
|
:
|
Spermatophyta (Tumbuhan berbiji)
|
Divisi
|
:
|
Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
|
Kelas
|
:
|
Magnoliopsida (Berkeping dua/ Dikotil)
|
Sub Kelas
|
:
|
Rosidae
|
Ordo
|
:
|
Sapindales
|
Famili
|
:
|
Simaroubaceae
|
Genus
|
:
|
Quassia
|
Spesies
|
:
|
Quassia amara L.
|
DESKRIPSI:
Habitus perdu, tinggi ± 4 m. Batang tegak, bulat, berkayu, permukaan kasar, percabangan simpodial, putih kotor. Daun majemuk, lonjong, berseling, panjang 5 - 7 cm, lebar 5 - 6 cm, tepi rata, ujung tumpul, pangkal bulat, pertulangan menjari, permukaan halus, tangkai panjang ±9 cm, hijau. Bunga majemuk, di ujung cabang, tangkai bulat, panjang ±20 cm, merah keunguan, kelopak bentuk bintang, permukaan berbulu, jingga, benang sari silindris, jingga, putik silindris, panjang ±1 cm, jingga, mahkota terdiri 5 helai, permukaan licin, merah keunguan. Buah bulat, putih kecoklatan. Biji bulat, putih. Akar tunggang berwarna coklat.
BAGIAN YANG DIGUNAKAN:
Kayu batang dan cabang
KONSTITUEN:
Akar: Asam-galat, asam-malat. Batang kayu: Beta-sitosterol, potassium-asetat, quasin.
INDIKASI:
Anemia, Anoreksia, Asites, Batu, Bau mulut, Cacinga, Demam, Diabetes, Diare, Dispepsia, Endotelioma, Epithelioma, Gigitan hewan, Gigita nular, Gonorea, Intoksikasi (keracunan), Kanker, Karsinoma, Kecanduan lkohol, Kelemahan, Kolesistosis, Konstipas, Kutu rambut, Leukemia, Mabuk alkohol, Malaria, Mulas, Nyeri abdomen, Nyeri, Oftalmia, Parasit, Sarkoma, Penyakit ginjal, Penyakit hati, Penyakit kuning, Penyakit lambung, Penyakit limpa, Penyakit usus, Sendawa/ peru, kembung, Sengatan, Sifilis, Sirosis, Spasme, Tifus.
PENGGUNAAN TRADISIONAL:
Penggunaan sehari-hari dapat digunakan untuk keluhan kantong empedu, tonik, purgatif (pencahar) dan antelmintik (untuk cacing askaris dan cacing kremi). Kayunya berkhasiat sebagai obat demam, malaria, lambung lemah dan untuk mematikan kutu kepala.
Orang Brasil mengkonsumsi rendaman air herba beberapa cangkir air untuk mengatasi diare, disentri, dispepsia, demam, masuk angin, anoreksia, kolesosis, kolik, kelemahan, enterosis, batu empedu, gastrosis, hepatosis, campak dan odontalgia.
Orang Indian Kosta Rika mengkonsumsi rebusan kayu amargo untuk demam, diabetes, diare dan cacingan.
Orang Kuba menggunakan kayu sebagai stomakik (bitter) dan obat penurun panas.
Orang Garifuna menggunakan rebusan batang untuk sakit dan nyeri, gigitan dan sengatan ular, kalajengking dan serangga, demam, malaria, cacing dan parasitusus, sebagai astrigen dan tonik penguat darah (tonic blood fortifier).
Orang Guatemala menggunakannya untuk sembelit, diabetes, tekanan darah tinggi dan kegugupan.
Orang Meksiko minum rebusan kayu sebagai stomakik pada dispepsia, demam, kolesosis, dispepsia, hepatosis, parasit dan cacingan.
Orang Nikaragua menggunakannya untuk anemia, gigitan serangga, malaria, parasit dan cacingan.
Orang kulit hitam Panama percaya obat pohon kulit pahit itu, mencegah gigitan ular dan meminum teh dari kulit kayu untuk mengatasi demam, hepatosis, hiperglikemia dan malaria.
Orang Peru menggunakan rebusan atau tingtur kulit kayu untuk demam, hepatitis, dispepsia, batu empedu dan ginjal, tuberkulosis dan cacingan.
Orang Indian Suriname menggunakannya untuk demam dan parasit.
Orang Venezuela menggunakannya sebagai tonik, juga untuk sembelit, disentri, demam dan cacingan.
Demam. Dipakai ± 7 g kayu segar Quassia amara, dicuci, dipotong-potong, kemudian direbus dengan 2 gelas air selama 25 menit, setelah dingin disaring. Hasil saringan diminum dua kali sama banyak pagi dan sore.
Quassia amara bersifat stomakik, oreksigenik, sialogoga, stimulant lambung dan antelmintik. Secara tradisional, digunakan untuk anoreksia, dispepsia, infestasinematoda (pemberian secara oral atau rektal), pedikosis (dengan aplikasitopikal), dan khusus untuk dyspepsia atonik dengan hilangnya nafsu makan.
Obat amaroid (quassinoid) merangsang sekresi cairan lambung, meningkat-kan nafsu makan dan membantu pencernaan serta memiliki efek koleretik.
DOSIS HARIAN:
1 – 2 g kayu/ hari (dekokta), dosis rata-rata 0,5 g, 2 – 3 ×/ hari, 500 mg.
KONTRAINDIKASI, INTERAKSI, DAN EFEK SAMPING:
“Bahaya dan/ efek samping yang tidak dikenal untuk dosis terapi yang tepat". Tidak disarankan untuk wanita hamil. Terkadang-kadang pusing dan sakit kepala, serta nyeri rahim. Over dosis menyebabkan iritasi lambung, mual, diikuti dengan muntah-muntah. Penggunaan jangka panjang menyebabkan kerusakan penglihatan dan kebutaan.
SUMBER INTERNET:
-
Classification | USDA PLANTS, https://plants.usda.gov/classification.html
-
Tanaman Obat Indonesia, http://iptek.net.idindpd_tanobat
-
The Plant List is a working list of all known plant species, http://www.theplantlist.org
-
Warung informasi teknologi warintek, http://warintek.ristekdikti.go.id
TAUTAN GAMBAR:
-
Quassia amara, https://commons.wikimedia.org